DAFTAR CEK MASALAH

 

 

Pilihlah masalah-masalah di bawah ini yang anda  rasakan sesuai dengan kenyataan yang ada pada saat ini dengan melingkari huruf yang sesuai dengan diri Anda!

 

 

 

 

1

APA MASALAH KESEHATANMU………………

 

a

Sering sakit kepala  ?

n

Sering merasa mengantuk

b

Sering sakit sekarang ?

o

Penglihatan saya kurang ?

c

Jantung sering berdebar debar ?

p

Saya sering pusing / pening ?

d

Sering keluar keringat ?

q

Pendengaran saya kurang

r

Kesehatan sering terganggu ?

r

Saya menderita gagap

f

Pernah dioperasi ?

s

Kurang hawa segar

g

Merasa terlalu gemuk ?

t

Sering gemetar dan keluar keringat

h

Merasa terlalu Kurus ?

u

 Mudah kaget dan gugup ?

I

Selalu kurang nafsu makan ?

v

Sering pinsang ?

j

Merasa kurang bahagia karena cacat ?

w

Tekanan darah terlalu rendah ?

k

Sering kurang / tidak dapat tidur ?

x

Tekanan darah terlalu tinggi ?

l

Merasa lelah dan tidak bersemangat ?

y

Mempunyai penyakit menahun ?

m

Makanan kurang memenuhi syarat kesehatan ?

 

 

 

 

 

 

2

MASALAH KEADAAN KEHIDUPAN EKONOMI

 

a

Uang saku saya tidak mencukupi

l

Ibu / saudara ikut mencari penghasilan tambahan

b

Kekurangan buku-buku karena tidak mampu membeli

m

Terpaksa sering menunggak membayar SPP

c

Terpaksa sambil bekerja karena ekonomi tidak cukup

n

Tamat sekolah terpaksa tidak meneruskan ke perguruan tinggi

d

Tidak tahu bagaimana caaranya menambah biaya sekolah

o

Ayah dan ibu tidak hidup bersama

e

saya sering meminjam uang

p

Kaluarga saya hidup berantakan

f

Penerangan lampu dirumah kurang cukup

q

Saya tidak puas dengan keadaan saya

g

Sering berjalan kaki ke sekolah padahal rumah jauh

r

Saya ikut orang lain karena orang tua saya tidak mampu

h

Orang tua tidak mempunyai pekerjaan tetap

s

Orang tua saya mampu dan saya ingin segala keinginannya dicukupi

I

Uang sekolah saya terlalu tinggi

t

Saya  ingin orang tua tidak terlalu mengekang

j

Terlalu banyak saudara yang harus dibiayai

 

 

k

Saya tidak pernah mendapat uang saku

   
   

 

 

3

SAYA PUNYA MASALAH KELUARGA

 

 

a

Saya adalah anak tunggal

j

Pusing ayah ibu selalu bertengkar

b

Saya adalah anak sulung

k

Mata pencaharian orang tua mengganggu pikiran

c

Saya adalah anak bungsu

l

Orang tua kurang memperhatikan

d

Saya adalah tidak ber-ayah

m

Orang tua selalu mencampuri urusan saya

r

Saya adalah tidak ber-ibu

n

Sukar menyesuaikan diri dengan ayah

f

Saya selalu dimanja orangtua/saudara

o

Sukar menyesuaikan diri dengan ibu

g

Tidak hidup bersama orang tua

p

Kurang senang di rumah

h

Ayah /ibu pulang kerja terlalu petang

q

Kehidupan di rumah kurang teratur

I

Di rumah terlalu sibuk dengan membantu orang tua

r

Keluarga kurang tolong menolong

 

 

 

 

4

MASALAH AGAMA DAN MORAL

 

 

a

Tidak Sungguh-sungguh menerima pel. Agama

m

Sering mempermainmkan orang lain

b

Masih meragukan adanya tuhan

n

Pernah melanggar kesuasilaan

c

Sering timbul keinginan berganti agama

o

Kurang dpt bertoleransi dg pemeluk agama lain

d

Malas bersembahyang

p

Mudah merasa iba thp penderitaan orang lain

r

Tidak sungguh x2 dalam mengerjakan ibadah

q

Kurang ada tenggang rasa dengan orang lain

f

Kurang merasakan manfaat agama

r

Sering melupakan milik orang lain yg dipinjam

g

Sering berdusta

s

Merasa hormat dg orang lain yg lebih tua

h

Sering Ingkar janji

t

Merasa hormat dengan wanita

I

Sering tidak mengakui kesalahan

u

Membenci teman yang punya kelebihan

j

Sering iri hati

v

Ada perasaan senang menceritakan hal yg berbau porno

k

Ucapan dan perbuatan sering tidak sesuai

w

Sangat segaul dg orang yg agak ugal-ugalan

l

Sering mengambil barang orang lain

x

Kuang senang dg wanita atau pria yg pendiam

 

 

   

5

MASALAH PRIBADI

 

 

a

Tidak suka bergaul dg orang lain yg kedudukannya lebih rendah

h

Merasa rendah diri

b

Tidak suka bergaul dg orang lain yg kedudukannya lebih tinggi

I

Sering merasa curiga thp orang lain

c

Sering merasa malu dg kawan lawan jenis

j

Bersikap kaku dan tdk toleran

d

Sering merasa iri hati

k

Bersikap dingin dalam bergaul

r

Sukar mendapat teman

l

Sering ingin bunuh diri

f

Tidak suka bertamu

m

Merasa pesimis ( tdk punya harapan)

g

Enggan menerima tamu

n

Saya ingin lebihmenarik

   

 

 

6

MASALAH HUBUNGAN SOSIAL DAN BERORGANISASIKAH ?

a

Tidak senang bermain dalam kelompok

m

Sering bertentangan dg pendapat orang lain

b

Sering gagal dalam usaha mencari teman

n

Sukar menerima kekalahan

c

Sukar bergaul

o

Selalu ingin berkuasa dalam bergaul

d

Merasa tdk disenangi kawan-kawan di luar sekolah

p

Bingung bila berhadapan dengan orang banyak

r

Senang menjadi pusat perhatian

q

Mudah merasa malu

f

Tidak berminat dalam organisasi

r

Mudah marah

g

Terlalu aktif dlm organisasi

s

Sering tidak sabar

h

Sukar menyesuaikan diri

t

Sering tidak menepati janji

I

Mudah tersinggung

u

Tidak dapat menerima kritik

j

Takut bergaul dengan atasan

v

Bersifat tertutup

k

Tidak tertarik menjadi pemimpin

w

Lebih senang menjadi anggota daripada ketua

l

Tidak pernah mengemukakan suatu pendapat

x

Jarang diajak bermain-main bersama oleh teman

 

 

 

 

7

MASALAH REKREASI / HOBI DENGAN WAKTU LUANG

a

Keinginan untuk rekreasi selalu terhalang

j

 Orang tuaku tidak pernah mengajak rekreasi

b

Gemar melukis tetapi tdk mempunyai alat

k

Terlalu sering rekreasi keluar kota

c

Waktu libur saya harus belajar

l

Sebagian besar waktu saya pakai un tuk belajar

d

Suka olah raga ttp tdk ada kesempatan

m

Waktu banyak terpakai nuntuk membantu orang tua

r

Lebih suka buku hiburan daripada buku pelajaran

n

Saya tidak bisa menggunakan waktu luang saya

f

Setiap ada filem baru saya nonton

o

Waktu luang banyak terpakai untuk hobi

g

Salah satu keluargaku sering menghalangi hobiku

p

Waktu luang banyak terpakai untuk ngobrol

h

Kesenangan membaca majalah menghabiskan waktu belajar

q

Waktu banyak terpakai untuk latihan seni

I

Habis waktuku untuk menonton TV

r

Saya tidak bisa senang rekreasi

   

s

Lebih tenang di rumah dari pada hobi di luar rumah

 

 

 

 

8

MASALAH PENYESUAIAN TERHADAP SEKOLAHKAH ?

a

Sering malas masuk sekolah

k

Merasa kurang dimengerti oleh guru

b

Sering meninggalkan pelajaran

l

Peraturan sekolah terlalu membosankan

c

Sering membolos

m

Pribadi guru menyebabkan pelajaran yang tidak diperhatikan

d

Ingin pindah kelas lain

n

Beberapa mata pelajaran sdaya anggap tidak perlu

r

Ingin pindah sekolah

o

Disekolah tidak dapat memusatkan perhatian

f

sering merasa cemas bila ada ulangan

p

Di dalam kelas saya sering melamun

g

bahan pelajaran sulit dikuasai

q

Sering datang terlambat

h

ingin menjadi pengurus OSIS tetapi tdk terpilih

r

Seorang kawan selalu menjengkelkan saya

I

Ada beberapa pelajaran yang tidak saya sukai

s

tidak ada teman yang saya sukai untuk belajar bersama

j

Pelajaran disekolah terlalu membosankan

   

 

 

 

 

9

MASALAH PENYESUAIAN TERHADAP KURIKULUMKAH ?

a

Pelajaran de sekolah terlalu berat

I

Saya tidak senang Belajar bersama

b

Pelajaran disekolah terlalu mudah

j

Sukar menangkap dan mengikuti pelajaran

c

Sukar mendapatkan buku pelajaran

k

Sering merasa khawatir jika mendapatkan giliran maju di kelas

d

Saya takut terhadap ulangan

l

Sering merasa kesukaran dalam mengerjakan PR

r

Saya tidak suka belajar

m

Pelajaran yang bersifat hitungan sukar bagi saya

f

Saya mengerti isi buku pelajaran

n

Pelajaran yang bersifat hafalan sykar bagi saya

g

Saya tidak berminat terhadap buku

o

Merasa segan membaca buku perpustakaan

h

Saya sering mendapatkan nuilai rendah

   

 

 

 

 

10

MASALAH MASA DEPAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN JABATANKAH ?

a

Saya tidak tahu berbuat apa setelah lulus STM

g

Ingin mengetahui bakat dan kemampuan diri

b

Sukar menetapkan pilihan sekolah lanjutan

h

Cita cita saya tidak sesuai dengan kemampuan diri

c

Khawatir tidak diterima di perguruan tinggi Negeri

I

Bingung menentukan sikap setelah lulus tnanti

d

Ingin melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi

j

Merasa bingung bila belum bekerja

r

merasa pesimis dengan masa depan krn sulit mencari

k

Sering berdebar jika mengingat masa depan

f

Khawatir nantinya tidak bisa mandiri

l

Ayah dan ibu keras dalam mengarahkan cita-cita

 

 

 

 

11

MASALAH KEBIASAAN BELAJARKAH ?

 

 

a

Belajar kalau ada ulangan

h

Kalu belajar sering mengantuk

b

Belajar tidak teratur waktunya

I

Sering merasa malas belajar

c

Belajar hanya waktu malam hari

j

Sering merasa terganggu saudara ketika sedang belajar

d

Belajar hanya wakti siang hari

k

Belajar dengan cara menghafal

r

Sukar memusatkan perhatian waktu belajar

l

Belajar dengan cara membanyangkan

f

Sukar mengingat pelajaran yang telah dihafal

m

Belajar dengan cara membuat ringkasan / singkatan

g

Sulit memulai belajar

n

Tidak dapat menerapkan cara belajar yang baik

 

 

o

Sering menyalin PR teman

 

 

 

 

12

MASALAH MUDA MUDI DAN ASMARAKAH ?

 

a

Memikirkan masalah cinta adalah soal yang terlalu awal bagi saya.

I

Sering membayangkan adegan cinta

b

bercinta adalah bagian dari hidup saya

j

Gemar melihat atau membaca filem yang bertemakan cinta

c

Merasa tabu membicarakan soal cinta

k

Terpaksa bercinta dengan sembunyi-sembunyi

d

Bercinta dalam masa sekolah dapat menjadi dorongan

l

Merasa jijik atau muak jika ada orang membicarakan cinta

e

Bercinta dalam masa sekolah dapat menghancurkan semangat.

m

Saya tidak bisa belajar jika ada orang yang membicarakan masalah cinta

f

Saya muali tertarik pada lawan jenis

n

Sering melamun memikirkan si dia.

g

Saya lebih tertarik pada teman sejenis

   

h

Saya pernah patah hati ditinggal pacar

 

 
       
   

 

 

EVERYBODY UP&DOWN

Tujuan                         :

  • Simulasi permainan untuk pemanasan
  • Pencairan suasana
  • Kesamaan pikiran
  • Membentuk dasar dari kerjasama/team building

Sasaran                        : Peserta dalam kelas perkuliahan BK Kelompok

Tempat                         : Arena terbuka (disesuaikan dengan jumlah peserta)

Waktu                           : 45 menit

Langkah-langkah          :

  • Disini peserta berdiri bersamaan dengan berpegangan tangan
  • Fasilitator menginstruksikan berpasangan akan mencoba dari posisi 2 orang, kemudian meningkat terus dan akhirnya akan keseluruhan anggota/peserta pelatihan.
  • Fasilitator memberikan aba-aba apabila peserta dari posisi 2 orang mendengar aba-aba everybody down maka kedua  orang tersebut, akan duduk dan berpegangan tangan, lalu ada aba-aba everybody up …… maka mereka akan berdiri bersama-sama dan seterusnya.

Kesimpulan                   :

  • Dengan selesainya permainan ini peserta dapat berlatih untuk saling kerja sama dalam suatu tim dan menyusun strategi yang sama untuk menaklukkan suatu permaianan.

 

SARJANA PSIKOLOGI NYASAR JADI GURU BK

(Oleh Reni Permata Sari)

Dengan semakin berkembangnya zaman menuju ke arah globalisasi, permasalahan pendidikan perlu mendapatkan penanganan yang serius khususnya permasalahan pada anak didik sekarang begitu kompleks dikarenakan kemajuan IPTEK yang begitu pesat, kemajuan IPTEK di satu sisi memiliki segi positif namun ada juga segi negatifnya dan itu sudah menjadi konsekuensinya. Pendidikan harusnya mengacu pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Untuk penanganan aspek kognitif semua guru mata pelajaran bisa melakukannya tanpa terkecuali. Saya yakin itu. Namun bagaimana agar siswa itu tidak hanya unggul dalam aspek kognitif saja tetapi juga pada ke-3 aspek itu (kognitif, afektif dan psikomotorik) itulah yang sangat sulit untuk dilakukan guru BK pada khususnya, untuk itu guru BK harus profesional dan dituntut luwes. Dalam artian serba bisa sehingga guru BK dihargai dimana dia bekerja agar tidak dianggap penjaga gudang sekolah. Sakit bukan makin jika guru BK hanya dianggap penjaga gudang sekolah. Pemerintah kurang begitu memperhatikan, menghargai serta memahamai guru BK sebenarnya itu seperti apa yang dibutuhkan di sekolah. Realitanya di sekolah SMK salah satu di Salatiga dari 630 siswa hanya dipegang oleh 1 guru BK. Itu pun guru BK tersebut masuk ke jam BK hanya di kelas 1 dan kelas 2 saja. Menurut pengakuannya beliau tidak masuk ke kelas 3. Why???. I don’t know. Bagaimana para siswa bisa mendapatkan penanganan khusus seperti bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir???. Hanya guru BK sekolah itu saja yang bisa menjawab. Pada idealnya seharusnya 1 guru BK memegang 100-150 siswa. Apalagi para siswa SMK paling banyak bermasalah dan butuh tenaga ekstra untuk menanganinya. Mengapa bisa terjadi demikian???. Indikasi bahwa kepala sekolah  tidak paham mengenai BK itu sendiri apa dan kendala masalah money khususnya pada sekolah swasta. Yang sangat memprihatinkan lagi yang menjadi guru BK itu sendiri latar belakangnya ada yang bukan dari sarjana S1 BK namun sarjana S1 Psikologi, S1 Teknik Informatika dll. Di sekolah-sekolah kabupaten maupun kota realitanya seperti itu. Bagaimana pemerintah dan kepala sekolah itu berfikir tentang psikologi/BK??? Berfikir sama kah memandang psikologi dan BK. Oh, no!!! Adilkah pemerintah saat ini??? Tahu apa sich pemerintah tentang lulusan S1 psikologi. Sudah jelas bahwa S1 psikologi background  mereka bukan dari pendidikan masih saja mereka bisa jadi guru BK. Enak saja.           

Anehnya lagi Badan Kepegawaian Daerah (BKD) untuk perekrutan menjadi guru BK itu perlu dipertanyakan, masak untuk menjadi guru BK persyaratannya kualifikasi pendidikan sarjana S1 Psikologi/S1 BK. Dengan persyaratan seperti itu sama saja pemerintah menganggap sarjana S1 Psikologi dan sarjana S1 BK sama dong???. Kalau seperti itu bagaimana dengan nasib para sarjana S1 BK yang bertahun-tahun kuliah di S1 BK dengan 144 SKS dan berjuang mati-matian untuk belajar tentang ke-BK-an???. Nangis darah dong. Perbandingannya, sarjana S1 Psikologi mereka hanya mendapat segelintir beberapa SKS saja tentang mata kuliah BK. Oleh karena itu  berangkat dari pemerintah itu sendiri paham dan tahu BK itu sendiri apa kemudian merubah perekrutan, untuk menjadi guru BK hanya sarjana S1 BK yang diperbolehkan untuk bisa menjadi guru BK tanpa terkecuali. Dengan seperti itu para kepala sekolah di kabupaten maupun kota baru akan paham mengenai BK itu sendiri apa. Menurut penuturan guru besar konseling UKSW Salatiga Prof. Drs. JT. Lobby Loekmono, Ph.d. para lulusan sarjana psikologi UKSW Salatiga ingin untuk mengikuti  PPG BK di UKSW. Mereka mau membayar berapa pun untuk bisa ikut PPG BK. Namun untungnya beliau mampu mempertahankan argumen untuk tidak menerima para sarjana S1 Psikologi tersebut. Beliau berkata “kalau ingin mengikuti PPG BK  kalian harus kuliah lagi jurusan BK dari awal”. “Kasihan mahasiswa saya dong jika kalian bisa ikut PPG BK, bagiamana nanti nasib mereka nantinya kalau saya menerima kalian???”. Untung seperti itu, namun bagaimana jadinya nanti jika sampai sarjana S1 Psikologi bisa ikut PPG BK. Sarjana S1 BK tergusur dong???. Alias tak dianggap. Keberadaan guru BK dalam dunia pendidikan digolongkan sebagai salah satu kualifikasi pendidik yang sejajar dengan kualifikasi guru dan dosen. Hal ini dinyatakan dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 6. Guru BK itu sendiri sebenarnya pengampu pelayanan ahli bimbingan dan konseling terutama dalam jalur pendidikan formal dan normal. Sudah jelas lagi di dalam kualifikasi akademik untuk ikut PPG BK  dalam satuan pendidikan harus sarjana S1 BK. Jadi maaf ya sarjana S1 psikologi tidak bisa ikut PPG BK ya???. Untuk lebih jelasnya lagi sarjana S1 Psikologi dia hanya mampu melakukan assesment dan alat pengukuran psikologi, mampu mengembangkan dan melakukan intervensi psikologis pada murid, mampu melakukan pelatihan yang diperlukan untuk pengembangan guru dalam menangani murid, mampu melakukan konsultasi yang berkaitan dengan institusi sekolah dan sistem pendidikan yang ada di sekolah, mampu mengembangakan komunikasi yang baik dengan murid dan orang tua murid, mampu mengembangkan relasi sosial dan keterampilan sosial, mampu melakukan penelitian terapan psikologi. Lingkup lapangan pekerjaan para lulusan sarjana S1 Psikologi sebagai psikolog sekolah (bimbingan belajar, play group, TK, SD, SLTP, SMU dan perguruan tinggi), manajer Training and Development dan konsultan pendidikan. Jadi dapat bekerjasama dengan pihak sekolah terkait untuk penyelenggaraan seperti tes bakat, minat dan intelegensi. Sedangkan guru BK itu mempunyai keahlihan dalam melakukan konseling di pendidikan formal maupun non formal. Dengan demikian sangat jelas sekali jika sarjana S1 psikologi tidak bisa menjadi guru BK di sekolah-sekolah dikarenakan mereka hanya ahli dalam penguasaan ahli ukur psikologis dan tidak bisa melakukan konseling. Para lulusan sarjana S1 Psikologi mereka harus membuka tempat praktek kerja sendiri dan paling terpenting lagi background mereka bukan dari pendidikan jadi mereka tidak tahu bagaimana cara mendididik, mengajar dan memberikan bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir kepada para peserta didik.

Sedangkan lulusan sarjana S1 BK mereka bisa bekerja di lingkup pendidikan baik formal maupun non formal, guru BK tahu bagaimana dia mengajar, mendidik dan membimbing para peserta didiknya untuk mengoptimalkan potensi para peserta didik yang berguna untuk dirinya sendiri, lingkungan dan masyarakat umum baik bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir. Jadi mohon maaf ya para lulusan S1 Psikologi kalian tidak bisa meniti karir seperti kami sebagai guru BK dan untuk ikut PPG BK karena background kita berbeda, kami dari pendidikan sedangkan loe-loe non pendidikan. Jadi jika masih ada guru BK yang dari lulusan psikologi mohon untuk intropeksi diri “Apakah layak atau tidak saya duduk sebagai guru BK di sekolah?”. Terlebih lagi yang melenceng jauh seperti guru olahraga dan guru teknik informatika (TI) yang menjadi guru BK. Dengan adanya para lulusan sarjana S1 non BK yang menjadi guru BK justru hanya akan memperpuruk keadaan dan menambah berat masalah-masalah yang akan timbul pada peserta didik. Sangat disayangkan bila fenomena non lulusan sarjana non BK menjadi guru BK tetap saja terjadi pada saat ini karena itu sama saja mempertaruhkan generasi penerus bangsa ini. Siapa lagi yang akan meneruskan kita nanti jika generasi penerus bangsa ini dididik oleh orang yang tidak tahu cara mendidik. Bagaimanakah moral para generasi penerus bangsa nantinya. Indikasi jika sampai tetap terjadi fenomena lulusan sarjana S1 non BK menjadi guru BK muncullah tindakan yang tidak beradab, dan tindakan amoral generasi penerus bangsa ini. Pertanyaannya masih layakkah mereka menjadi guru BK dengan merebut kedudukan yang sebenarnya harus ditempati  oleh para lulusan sarjana S1 BK?. Jawabannya tidak. Pertanyaan yang ke-2 tindakan amoral yang dilakukan oleh para siswa disebabkan oleh para guru BK yang tak berkompeten alias tidak profesional?. Jawabannya adalah iya. UU yang mengatur tentang kualifikasi dan kompetensi konselor tak sejalan dengan realita yang terjadi. Untuk langkah yang mungkin bisa di lakukan, pemerintah itu sendiri harus menyusun rencana strategis (RENSTRA) yang berpihak pada guru BK, pemerintah juga harus bertindak tegas, pemerintah harus turun langsung ke lapangan melihat realitanya seperti apa kualifikasi akademik guru BK di masing-masing sekolah, kompetensi akademik guru BK itu, berapa guru BK  yang harus dibutuhkan untuk masing-masing daerah dengan diseimbangkan jumlah siswa di masing-masing sekolah. Selain itu Badan Kepegawaian Daerah (BKD) juga harus merubah persyaratan untuk menjadi guru BK dari memiliki kualifikasi akademik sarjana S1 Psikologi/sarjana S1 BK dihapus menjadi memilki kualifikasi akademik sarjana S1 BK. Kemudian kepala sekolah harus mendukung setiap program yang diusulkan oleh guru BK. Guru BK, kepala sekolah, para guru mata pelajaran saling mendukung satu sama lain guna mewujudkan tujuan bersama. Kepala sekolah harus mendukung setiap kegiatan yang menjalin hubungan dengan guru BK yang berhubungan dengan peningkatan kompetensi guru BK seperti seminar, lokakarya dan MGMP BK. Dengan tidak ada sekat dan larangan pada guru BK, guru BK akan mengalami pengembangan diri. Yang tidak kalah penting dari guru BK itu sendiri benar-benar background pendidikan S1 BK dan harus profesional, luwes, berkompeten dan mumpuni di bidang Bimbingan dan Konseling.

Lulusan sarjana S1 BK harus bersaing dengan lulusan sarjana S1 yang lain. Dengan membuktikan bahwa sarjana S1 BK luwes, serba bisa, mampu bersaing dan berkompeten dibandingkan dengan para lulusan sarjana yang lain. Guru BK juga harus meningkatkan kualifikasi akademiknya melaluli PLPG BK ataupun meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi ke S2 BK agar guru BK berkompenten dan lebih profesional. Umpatan kepada guru BK sebagai penjaga gudang sekolah, polisi sekolah, guru paling killer, tukang bikin kopi dan seksi konsumsi pun pasti tidak akan melekat dalam guru BK tersebut asal guru BK profesional dan berkompenten mumpuni dalam bidang BK. Dengan demikian guru BK tidak akan diremehkan oleh semua orang. Untuk itu mulai dari sekarang para generasi guru BK yang harus merubah guru BK masa lalu dan masa kini menjadi guru BK masa depan yang profesioanal, bermartabat, bermoral dan berkompeten. Kalau tidak mulai dari sekarang kapan lagi???. Say no to graduates psychology, say yes graduates guidence and counseling.